Titip Rindu
Sore itu Babonya bocils tampak antusias dari biasanya. Ya, kalau saya ada dalam posisinya tentu saya akan tampak sama antusiasnya. Setelah tepat dua tahun meninggalkan Sarajevo, akhirnya siang itu dalam beberapa jam kedepan dia akan kembali melepas rindu pada tanah kelahirannya. Tentu banyak hal yang dia rindukan dari Bosnia. Bahkan saya yang hanya sempat dua setengah tahun hidup di sana juga menyimpan benih-benih rindu yang jika terus dipupuk tentu akan tumbuh subur (oleh sebab itu saya tidak mau memupuknya, sebab kalau sudah subur jadi susah sendiri setelahnya :p). Jadi saya bisa membayangkan kerinduan macam apa yang kini dia rasakan. Dari kelezatan burek, udara segar khas perbukitan, bersepeda dan rafting bersama teman sejawat, mempunyai banyak lawan bicara menggunakan bahasa ibu, suasana ramai di Baščaršija kala summer , hingga bayangan euforia piala dunia membuatnya semakin bergairah untuk segera tiba di sana. Tapi saya tahu pasti, semua itu tentu tak seband...