My Warm Hearted Boy

Lagi-lagi tentang si warm hearted boy.
Kalau cerita tentang doi, selalu karena ada gerimis di hati. Supaya tak lekang dalam ingatan, gw senang menyimpannya dalam tulisan seperti ini.

Cerita kali ini, sejak musim hujan sering kali gw anter anak2 sampai area drop off. Alasannya supaya ga repot melewati becek deket parkiran. Ya, biasanya mereka ikut turun di area parkiran bersama gw. Dan beberpa kali ini tidak.

Terus, setelah beberapa kali kejadian nurunin mereka di area drop off, gw baru sadar Ismail ga pernah langsung naik ke ruangannya di lantai tiga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

welcome world, Belkisa #2

Gambar
Ternyata dapat menikmati 'heaven' ,  siang itu benar-benar mimpi siang bolong. Selain karena perawat yang rutin datang setiap jam ke kamar untuk memeriksa kondisi janin, pikiran saya juga sibuk melanglang buana ke rumah. Membayangkan Ismail di rumah hanya bersama Adnan, rasanya ga terlalu yakin :p Adnan memang ayah yang OK untuk peran ke-ayah-an,  tapi tidak untuk peran  yang ke-ibu-an :D Sebagai contoh,  beberapa kali saya mempercayakan Ismail kepada Adnan bersama makanannya dg porsi pas, dan selalu saja makanannya tidak pernah sukses habis. Alasannya selalu sama "Ismail makannya lama banget..kayanya udah kenyang deh". Yah, sebenarnya gak usah Ismail yang memang masih balita dengan kapasitas muatan persuap sedikit,   bahkan menurut Adnan saya pun kalau makan sangat lama. Padahal untuk ukuran perempuan (Indonesia) saya kategori yang cukup kebut dalam santap menyantap. Maka saya jadi ga bisa membayangkan bagaimana Ismail dengan Babonya beberapa hari kedep...
Baca selengkapnya

Halalin Adek Bang

Gambar
"Halalin Adek Bang" Pas nemu kalimat tersebut di tumpukan papan lainnya, tanpa mikir panjang saya langsung pilih papan tsb 5 hari yg lalu di sebuah event. Alasannya mah simple, ko mirip nama saya banget ya😅. TAPI, kalau diinget2 sekitar 11 th lalu  pun saya menyampaikan hal yang sama seperti di papan itu, ke mas-mas di sebelah itu. Tapi ya ga gitu juga, sih, redaksinya🤓. Waktu awal-awal perkenalan dan mulai nyaman untuk sering ngobrol, si mas ini ekspresif bgt utk mnyampaikn perasaannya. Dan saya yg sejak awal berpegang teguh prinsip bhw ga ada ikatan yg diberkahi antara laki perempuan dewasa (non mahrom) selain pernikahan (tsaaahhh....😅), maka dengan santai saat dia lg semngat-semangatnya 'ngegombal' ala Shakespeare, langsung aja saya tembak,  "trus kalau gitu kapan kita nikah?" Mungkin saat itu dia mendengar pertnyaan tersebut dia keselek di tempatnya nun jauh  di sana. Yang pasti sejak itu dia jd serius dan mulai mematangkan rencana, menet...
Baca selengkapnya

Relatif itu...

Gambar
Belakangan ini, entah kenapa,  saya jadi demen banget liat foto-foto lama duo bocil. Mungkin ini karena efek handphone saya yang selama ini merangkap kamera andalan itu sudah RIP beberapa pekan terakhir. Hubungannya? Ya, situasi ini membuat saya malah punya banyak kesempatan liat foto-foto lama di berbagai penyimpanan (memory card, medsos, hingga folder2 yang tersebar di PC), ketibang melihat foto-foto terbaru. Saat melihat, saya jadi tertakjub-takjub sendiri dibuatnya.  Foto-foto bocils beberapa bulan lalu tampak sangat beda sekali dengan sosok mereka sekarang. Maklum, anak usia mereka kan memang masa pertumbuhan, apa lagi untuk kasus Belkisa, sebulan saja perbedaannya jauh banget. Terus saya nemuin foto ini. Foto yang diambil suami saat berpapasan dengan kami ketika dia akan berangkat ke luar rumah. Sementara di sini saya baru mengantar pulang ismail dari sekolah di hari pertamanya. Kejadian ini terjadi lebih satu setengah tahun lalu. Pipi Ismail bersemu merah karena...
Baca selengkapnya