Nikmat Penglihatan
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18)
Setahun terakhir, babo kiddos sering kali menggunakan kaca mata hitam. Kadang sikonnya engga banget deh. Jd teringet dg Ian Kasela yg kemana2 berkacamata itu
Banyak orang ga tahu alasan dibalik sikapnya tersebut.
January 2019, suami kena kecelakaan 'kecil'. Iya kecil karena setelah kejadian itu dia masih bisa pergi menempuh pulahan kilo meter dengan kendaraan roda duanya untuk pulang.
Kejadiannya, saat dia mengait kail pada box motornya di perjalanan, qadarullah talinya terlepas diikuti kailnya. "Tak!" menyabet ujung kanan matanya.
Sakit tentu saja. Sempat bengkak dan kulit sekitar matanya membiru.
Dan tentu setelahnya dia jadi langganan konsultasi ke dokter spesialis mata.
Dalam ingatan gw, setidaknya ada 3 rs yg dia datangi. Dr yg rs umum macam eka hospital hingga rs khusus mata seperti KMN eye centre.
Jgn tanya berapa bsr biaya rawat jalan ini.
Yang pasti walau sudah dicover dengan asuransi perusahaan dia kerja, untuk ukuran kami ini tdk sedikit .
Jgn tanya juga bagaimana psikis dan mental suami menjalani rentetan proses ini. Dan tentu hal ini berimbas ke gw dan anak-anak.
Matanya sakit dan tak pernah sempurna seperti semula. "Terkadang ada bias2 cahaya yang sangat mengganggu"
Atau
"Selalu ada bintik hitam di pandangan"
Setelah proses pencarian yang cukup lama, akhirnya beberapa bulan lalu dia cerita, ada dokter mata di salah satu negara balkan yg mungkin bs mengobati kondisinya tsb. Dia bertekad ikhtiar untuk mengobati matanya di sana.
Dan untuk mendaftar jadi pasiennya pun tak mudah, menunggu hingga beberapa lama. Pasca dikesekusi..sakitnya tak kalah luar biasa. Dan ternyata tetap masih harus kembali di juni nanti.
Masih panjang, padahal hanya musibah kecil. Tapi hal ini semakin menyadarkan kami, betapa nikmat sehat adalah nikmat yang sering terlupa, dan ketika tercerabut baru teringat. Astagfirlullah
Setahun terakhir, babo kiddos sering kali menggunakan kaca mata hitam. Kadang sikonnya engga banget deh. Jd teringet dg Ian Kasela yg kemana2 berkacamata itu
Banyak orang ga tahu alasan dibalik sikapnya tersebut.
January 2019, suami kena kecelakaan 'kecil'. Iya kecil karena setelah kejadian itu dia masih bisa pergi menempuh pulahan kilo meter dengan kendaraan roda duanya untuk pulang.
Kejadiannya, saat dia mengait kail pada box motornya di perjalanan, qadarullah talinya terlepas diikuti kailnya. "Tak!" menyabet ujung kanan matanya.
Sakit tentu saja. Sempat bengkak dan kulit sekitar matanya membiru.
Dan tentu setelahnya dia jadi langganan konsultasi ke dokter spesialis mata.
Dalam ingatan gw, setidaknya ada 3 rs yg dia datangi. Dr yg rs umum macam eka hospital hingga rs khusus mata seperti KMN eye centre.
Jgn tanya berapa bsr biaya rawat jalan ini.
Yang pasti walau sudah dicover dengan asuransi perusahaan dia kerja, untuk ukuran kami ini tdk sedikit .
Jgn tanya juga bagaimana psikis dan mental suami menjalani rentetan proses ini. Dan tentu hal ini berimbas ke gw dan anak-anak.
Matanya sakit dan tak pernah sempurna seperti semula. "Terkadang ada bias2 cahaya yang sangat mengganggu"
Atau
"Selalu ada bintik hitam di pandangan"
Setelah proses pencarian yang cukup lama, akhirnya beberapa bulan lalu dia cerita, ada dokter mata di salah satu negara balkan yg mungkin bs mengobati kondisinya tsb. Dia bertekad ikhtiar untuk mengobati matanya di sana.
Dan untuk mendaftar jadi pasiennya pun tak mudah, menunggu hingga beberapa lama. Pasca dikesekusi..sakitnya tak kalah luar biasa. Dan ternyata tetap masih harus kembali di juni nanti.
Masih panjang, padahal hanya musibah kecil. Tapi hal ini semakin menyadarkan kami, betapa nikmat sehat adalah nikmat yang sering terlupa, dan ketika tercerabut baru teringat. Astagfirlullah
Komentar
Posting Komentar